Dari sisi pendidik, Harfina Indriani, guru IPA SMPN 1 Burneh, menilai kehadiran media Mixed Reality ini membawa suasana baru dalam pembelajaran.
“Siswa terlihat lebih antusias dan aktif. Media ini menghadirkan deep learning secara nyata karena mereka bisa memahami dan merefleksikan konsep IPA melalui pengalaman langsung yang menyenangkan,” kata Harfina.
Para siswa pun menyambut inovasi ini dengan antusias. Mereka merasa pembelajaran IPA menjadi lebih hidup dan tidak membosankan.
“Rasanya seperti benar-benar menyelam di laut. Belajar jadi seru dan bikin semangat,” ujar salah satu siswa dengan wajah berbinar.
Menurut tim peneliti, inovasi pembelajaran berbasis Metaverse ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga membentuk cara berpikir ilmiah dan kreatif pada siswa. Dengan teknologi Mixed Reality, proses belajar tidak lagi sekadar menghafal konsep, melainkan mengalami dan memahami langsung fenomena alam yang dipelajari.
Tim peneliti berharap, hasil uji coba di SMPN 1 Burneh ini dapat menjadi model pembelajaran IPA masa depan yang kontekstual, inspiratif, dan berorientasi pada penguatan kompetensi abad ke-21.
“Kami ingin teknologi menjadi jembatan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, bukan sekadar alat bantu,” pungkas Badrud.
Uji coba ini sekaligus menandai langkah awal transformasi pembelajaran IPA menuju ruang kelas digital yang interaktif di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berpadu menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan.