Sementara, .H. Abdullah Kafabihi Mahrus mengatakan, bahwa dirinya secara pribadi telah memaafkan kejadian yang menurutnya sangat mendiskreditkan pendidikan di pondok pesantren.
Kiai yang akrab disapa Buya Kafa tersebut menegaskan, pola pendidikan di pondok pesantren selain mencerdaskan santri, juga mengajarkan hal utama tentang adab dan akhlak.
“Jadi sikap hormat yang ditunjukkan oleh santri terhadap para kiai dan guru tersebut merupakan bentuk penghormatan seorang murid kepada gurunya yang telah menularkan ilmunya kepada para santri,” ujarnya.
Menanggapi terkait aksi unjuk rasa, beliau berpendapat di depan Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal). Dirinya mengaku bersyukur bisa berjalan dengan baik dan lancar serta dalam suasana kondusif. Selain itu Buya Kafa merasa senang bahwa unjuk rasa berlangsung santun dan damai.
“Alhamdulillah, mereka menyampaikan aspirasinya dengan damai dan baik. Artinya proses belajar di (Pondok Pesantren) Lirboyo berhasil membuat santri-santri memiliki adab dan akhlak yang baik. Bisa menghormati orang lain,” katanya.
Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Jawa Timur, Rosnindar Prio Eko Rahardjo, mengapresiasi sambutan hangat yang diberikan Pondok Pesantren Lirboyo dalam pertemuan tersebut.
Pasca pertemuan direncanakan akan dilakukan kegiatan antara KPID Jawa Timur dengan Pondok Pesantren Lirboyo berupa sosialisasi dan penguatan literasi tentang penyiaran terhadap santri-santri.
