Strategi Memperkuat Industri Alkes Lokal: Hilirisasi Riset dan Kolaborasi untuk Indonesia Sehat

Indra Gunawan, S.T., M.Si., Dosen Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 Jurusan Teknik Elektromedik sekaligus Praktisi Alat Kesehatan

“Kita ingin memastikan masyarakat di daerah terpencil memiliki akses layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas, tanpa harus dirujuk ke kota besar,” ujar Kunta. Program pembangunan RS lengkap berkualitas tersebut juga sejalan dengan upaya Kemenkes dalam mengakselerasi pembangunan RS strata madya di kabupaten/kota untuk layanan kanker-jantung-stroke-uronefrologi dan kesehatan ibu anak (KJSU-KIA) yang telah dimulai sejak tahun lalu. Sebanyak 17 rumah sakit mulai dibangun

Program prioritas pembangunan RS berkualitas mencakup pembangunan RS baru, revitalisasi RS yang telah ada, pengadaan alat kesehatan, peningkatan kapasitas SDM, serta digitalisasi sistem pelayanan rumah sakit. Secara keseluruhan, kebutuhan anggaran nasional untuk pelaksanaan program pembangunan RS berkualitas dapat mencapai puluhan triliun rupiah per tahun, dengan pembiayaan yang bersumber dari APBN, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Kesehatan, serta skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Adapun biaya pembangunan masing-masing rumah sakit tersebut bervariasi tergantung kesulitan akses dan lingkup peningkatan RS. Kemenkes sendiri pada tahun 2025 mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,5 triliun untuk menjalankan program peningkatan kualitas RS dari tipe D/D Pratama menjadi tipe C.

Kunta mengungkapkan hingga Juni 2025 dari 32 RS yang ditargetkan dibangun tahun ini, sebanyak 17 rumah sakit telah mencapai tahap peletakan batu pertama (groundbreaking). Beberapa di antaranya adalah RSUD Reda Bolo, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur; RSUD Akhmad Berakhim, Tana Tidung, Kalimantan Utara; RSUD Bobong, Pulau Taliabu, Maluku Utara; dan RSUD Tarempa, Kep. Anambas, Kepulauan Riau. Sementara sisanya menyusul dibangun segera setelah realokasi anggaran disetujui oleh Presiden.

Exit mobile version