Rupiah Menguat di Momen Kemerdekaan: Mampukah Tembus Rp15.000 per Dolar AS?

Ilustrasi oleh Redaksi

Selain itu, indeks dolar AS (DXY) yang melemah juga menjadi katalis positif bagi rupiah. Para investor pun memanfaatkan momentum ini untuk mengalihkan aset mereka ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Stabilitas fundamental ekonomi domestik juga menjadi faktor penarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga menambah daya tarik bagi rupiah.

Sejumlah ekonom melihat tren penguatan rupiah ini akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Beberapa proyeksi bahkan menunjukkan bahwa rupiah memiliki peluang besar untuk menembus level Rp16.000 per dolar AS, bahkan lebih rendah lagi.

Ahmad Mikail, Senior Ekonom Sucor Sekuritas, memprediksi bahwa rupiah berpotensi mencapai kisaran Rp15.500-Rp15.800 per dolar AS pada akhir tahun ini.

Proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga secara agresif, dengan total penurunan mencapai 150 basis poin sepanjang tahun 2025. “Jika suku bunga di AS turun tajam, surplus ekspor kita yang selama ini diparkir di luar negeri akan kembali masuk ke Indonesia,” ujarnya, menjelaskan potensi dampak dari kebijakan The Fed terhadap aliran modal ke dalam negeri.

Rully Wisnubroto, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, juga memiliki pandangan serupa. Ia sepakat bahwa faktor global menjadi kunci utama penguatan rupiah saat ini. Menurutnya, pasar telah sepenuhnya yakin bahwa The Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga pada bulan September. Meskipun demikian, ia memperkirakan bahwa rupiah akan berada di level Rp16.150 per dolar AS pada akhir tahun.

Exit mobile version