Wabah Campak Mengkhawatirkan, Bangkalan Tetapkan Status Darurat Kesehatan

jatiminfo.id
Hj. Nur Hotibah, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenBangkalan, (Foto : Istimewa).

Gejala yang dialami oleh para penderita campak umumnya menunjukkan pola yang serupa. Pada hari pertama infeksi, pasien biasanya mengalami demam tinggi. Selanjutnya, muncul bintik-bintik merah yang khas di area belakang telinga, yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam kulit ini merupakan ciri khas dari penyakit campak dan menjadi salah satu indikator utama dalam diagnosis.

“Beberapa balita yang diduga kuat terinfeksi virus campak juga menunjukkan gejala tambahan seperti batuk dan pilek,” imbuh Nur Hotibah. Kombinasi gejala-gejala ini semakin memperburuk kondisi pasien dan memerlukan penanganan medis yang komprehensif.

Hingga saat ini, tercatat 17 anak masih menjalani perawatan intensif di RSUD Bangkalan. Semuanya adalah balita, yang menunjukkan betapa rentannya kelompok usia ini terhadap dampak serius dari infeksi campak. Para petugas medis terus berupaya memberikan perawatan terbaik bagi para pasien anak-anak ini.

READ -  Wabah Campak di Sumenep, 17 Anak Meninggal dan Vaksinasi Massal Digelar

Dalam rentang waktu antara 1 hingga 26 Agustus 2025, RSUD Bangkalan mencatat adanya 50 pasien yang dirawat karena campak. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus campak yang ditangani oleh rumah sakit tersebut dalam kurun waktu yang relatif singkat.

“Pasien yang dirujuk ke RSUD Bangkalan umumnya berasal dari Kecamatan Geger, Bangkalan,” jelas Nur Hotibah. Hal ini mengindikasikan bahwa Kecamatan Geger menjadi salah satu wilayah dengan tingkat penyebaran campak yang cukup tinggi di Kabupaten Bangkalan.