Target Rupiah Rp 1.000: Analis Ragukan Efektivitas Hilirisasi Kelapa

jatiminfo.id
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Sumber: Kabarta.id)

Menanggapi pernyataan tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memberikan analisis yang lebih mendalam. Josua menyatakan, “Secara sistematis, pernyataan bahwa hilirisasi komoditas kelapa dapat secara signifikan memperkuat nilai tukar Rupiah hingga mencapai level Rp 1.000 per Dolar AS cenderung belum realistis, jika dilihat dari kondisi fundamental ekonomi saat ini.” Tanggapan Josua ini disampaikan pada hari Kamis, 31 Juli 2025, sebagai respons langsung terhadap pernyataan optimis yang sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Pertanian.

Josua Pardede menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar suatu mata uang, termasuk Rupiah, dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks dan saling terkait. Beberapa faktor utama yang memiliki dampak signifikan antara lain adalah tingkat inflasi, kebijakan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh bank sentral, serta dinamika aliran modal asing yang masuk dan keluar dari pasar keuangan Indonesia.

READ -  Kemenkeu Usulkan Pajak Daerah Masuk Hitungan Tax Ratio Nasional

Ia mengakui bahwa hilirisasi komoditas, termasuk kelapa, memang memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai tambah ekspor dan daya saing produk Indonesia di pasar global. Namun, Josua menekankan bahwa dampak hilirisasi terhadap nilai tukar Rupiah tidaklah bersifat instan atau sekuat yang dibayangkan oleh sebagian pihak. “Fundamental perekonomian suatu negara tidak bisa hanya bertumpu pada hilirisasi satu atau beberapa komoditas tertentu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Josua menjelaskan bahwa meskipun hilirisasi dapat berkontribusi pada peningkatan cadangan devisa negara, hal ini tidak secara otomatis menjamin penguatan Rupiah yang masif dan berkelanjutan. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memperhatikan dan mengelola kondisi makroekonomi secara keseluruhan, termasuk mengatasi defisit transaksi berjalan yang mungkin terjadi dan menjaga stabilitas politik serta kepastian hukum untuk menarik investasi asing. Tanpa adanya reformasi struktural yang komprehensif, target Rupiah Rp 1.000 per dolar akan sulit dicapai.

READ -  Tekan Angka Pengangguran Usia Produktif, INBIS Unirow Gelar Pelatihan Strategi Penerapan BRM

Pernyataan Mentan Amran ini menambah daftar panjang pernyataan ambisius yang pernah dilontarkan oleh para pejabat pemerintah terkait dengan proyeksi ekonomi. Sebelumnya, beberapa menteri juga pernah menyampaikan optimisme serupa mengenai penguatan mata uang Indonesia. Namun, pernyataan Amran kali ini dinilai sebagai yang paling berani dan menantang, mengingat kondisi ekonomi global dan domestik yang masih diwarnai oleh berbagai ketidakpastian.

Saat ini, nilai tukar Rupiah masih berada di kisaran Rp 16.000 per Dolar AS. Dengan kondisi ekonomi global yang masih belum stabil dan kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh Bank Sentral AS (The Fed), target seribu Rupiah per Dolar masih sebatas angan-angan. Para analis menekankan bahwa untuk mencapai target tersebut, diperlukan reformasi struktural yang komprehensif dan berkelanjutan di berbagai sektor ekonomi, bukan hanya mengandalkan hilirisasi satu komoditas seperti kelapa.