Bangkalan – Di balik gemerlap status sekolah favorit, SMAN 1 Bangkalan diduga menyimpan praktik komersialisasi seragam bernilai jutaan rupiah. Penelusuran LSM Pejuang Reformasi Indonesia (PRI) mengungkap paket kain seragam dan atribut dibanderol hingga Rp1,6 juta per siswa, tanpa rincian harga per item.
Praktik yang diduga di luar dari ketentuan Dinas Pendidikan diungkapkan ketua LSM PRI, Syaiful Anam, berdasarkan laporan wali murid adanya pembelian kain seragam dan atribut sekolah yang nilainya mencapai jutaan rupiah per siswa.
“Sesuai laporan yang masuk, secara rincian, siswa dapat tiga stel kain seragam, putih abu-abu, pramuka, keki atasan putih dan rompi, serta seragam olahrga dan beberapa atribut sekolah seperti dasi, topi, ikat pinggang, almamater lab, kaos kaki, dan kerudung bagi perempuan, dengan total biaya sebesar Rp1.600 untuk perempuan, 1.400.000 untuk laki-laki,” ungkap Syaiful, kepada media ini. Rabu (13/08/2025).
Ironisnya, pembelian tersebut tidak disertai rincian harga per item, sementara wali murid masih dibebani biaya jahit terpisah. “Ini bukan lagi sekadar seragam sekolah, tapi sudah seperti bisnis internal yang memaksa orang tua membayar harga tinggi tanpa transparansi. Kami menerima laporan ada wali murid yang sampai menjual handphonenya demi memenuhi kewajiban ini,” tegasnya.
PRI menilai praktik ini sebagai bentuk pelanggaran terhadap semangat pendidikan gratis yang digaungkan pemerintah. Menurut Syaiful, sekolah negeri tidak seharusnya menjadikan penjualan seragam sebagai ajang mencari keuntungan, ia juga menduga adanya Markup dalam pembelian kain seragam dan atribut di SMAN 1 Bangkalan.