“Kami ingin peserta didik memahami batasan perilaku dan mampu menjaga diri dengan baik. Kegiatan seperti ini perlu diteruskan agar menjadi budaya edukatif yang berkelanjutan,” ujar Syamsul Hadori.
Senada dengan itu, guru pamong Asistensi Mengajar, Dra. Nany Asmarani, juga menilai kegiatan tersebut sangat relevan dengan kondisi remaja saat ini. “Saya berharap tidak ada lagi kasus pelecehan atau kenakalan remaja yang melibatkan siswa SMKN 1 Kamal. Melalui kegiatan ini, semoga mereka bisa lebih bijak dalam bertindak dan berpikir,” ungkapnya.
Sosialisasi ini menjadi bagian dari program edukatif Asistensi Mengajar UTM yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa di sekolah mitra. Melalui kegiatan tersebut, siswa diharapkan tidak hanya memahami konsep pencegahan kekerasan, tetapi juga memiliki keberanian untuk bersuara dan melindungi diri serta sesama.
Dengan meningkatnya kesadaran remaja terhadap isu pelecehan dan kenakalan, SMKN 1 Kamal bertekad menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, tempat setiap siswa dapat tumbuh sebagai pribadi beretika dan bertanggung jawab.
