“Kita harap ini menggambarkan adanya optimisme dan rencana untuk investasi ke depan, terutama ditopang dengan policy-policy pemerintah untuk mempermudah iklim usaha, deregulasi, dan memperbaiki berbagai iklim investasi di Indonesia,” ungkap Menkeu Sri Mulyani, menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik bagi investor.
Sektor eksternal juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekspor barang tumbuh 10,67 persen, sementara ekspor jasa naik 11,17 persen berkat peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh 12,17 persen diharapkan dapat memperkuat produksi manufaktur di periode berikutnya, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas industri dan investasi dalam kapasitas produksi.
Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan tumbuh 5,68 persen, didukung oleh program hilirisasi dan peningkatan permintaan domestik. Beberapa subsektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan yang signifikan, seperti industri logam dasar yang tumbuh 14,9 persen, industri makanan dan minuman naik 6,2 persen, industri kimia dan farmasi tumbuh 9,4 persen, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan 13,82 persen. Diversifikasi sektor produksi ini menunjukkan resiliensi ekonomi Indonesia terhadap perubahan pasar global.
Sektor-sektor lain juga mencatat pertumbuhan yang positif, seperti sektor perdagangan yang naik 5,37 persen, konstruksi 4,98 persen, transportasi dan pergudangan 8,52 persen, serta informasi dan komunikasi 7,92 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya aktivitas ekonomi yang merata di berbagai sektor.