“Saya klarifikasi bapak, untuk laporan dugaan keracunan itu saya nyatakan tidak betul,” ungkap Ismail, ka SPPG saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pribadinya.
Selain itu pihaknya menyebutkan bahwa siswa tersebut memang memiliki kendala kesehatan dari sebelumnya.
“Jadi siswa tersebut emang dari sebelumnya ada kendala dari dirinya pernyataan dari bidan setempat yang pernah menanganinya yaitu tidak bisa kencing 24 jam dan ada gejala tipes,” pungkasnya.
Kasus di SMPN 2 Kokop ini menambah catatan kelam dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Bukan mencetak generasi sehat, justru memunculkan pertanyaan besar: apakah program ini benar-benar aman untuk anak-anak sekolah?.