Bangkalan — Gelar aksi akbar di Depan kantor DPRD Kabupaten Bangkalan membuahkan kontroversi. Pasalnya, dua organisasi HMI dan GMNI memilih membubarkan barisan akibat tidak sependapat terkait tuntutan yang dibawanya. Senin (1/9/2025).
Barisan massa pecah di tengah aksi setelah terjadi perdebatan antarorganisasi terkait penambahan tuntutan di luar kesepakatan awal. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memilih bubarkan barisan serta meninggalkan lokasi aksi.
Aksi yang awalnya berlangsung solid dan serentak, mendadak diwarnai ketegangan internal. GMNI dan HMI menyatakan keberatan terhadap dua tuntutan tambahan yang disuarakan dalam aksi, karena tidak dibahas dalam konsolidasi sebelumnya.
Di tengah orasi yang disampaikan kepada para anggota DPRD, sempat terjadi perdebatan sengit di antara elemen organisasi. Ketegangan mencuat di hadapan publik, saat sebagian massa mempertanyakan dasar penambahan poin tuntutan tanpa musyawarah.
Aksi tersebut diikuti oleh organisasi-organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus, termasuk GMNI dan HMI. Namun, dua organisasi ini akhirnya memutuskan mundur dari aksi karena merasa tidak dilibatkan dalam keputusan perubahan substansi tuntutan.
Ketua GMNI Cabang Bangkalan, Fawas El Madani, menuturkan bahwa dalam konsolidasi terakhir yang digelar pada Minggu (30/8/2025) di Terminal Bangkalan, hanya ada tiga tuntutan yang disepakati bersama.