Kongres ini menjadi forum penting bagi partai untuk menentukan arah kebijakan dan memilih kepengurusan baru. Dalam kongres tersebut, Megawati Soekarnoputri kembali ditetapkan sebagai ketua umum partai, menegaskan dominasinya dalam kepemimpinan PDIP.
Namun, dalam formatur kepengurusan yang diumumkan pada tanggal 2 Agustus, nama Hasto tidak tercantum dalam posisi Sekjen. Situasi ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan di kalangan internal partai dan pengamat politik.
Saat itu, Megawati sendiri mengambil alih posisi Sekjen partai dengan status Pelaksana Tugas (Plt), menunjukkan bahwa posisi tersebut sangat krusial dan membutuhkan figur yang memiliki kepercayaan penuh dari ketua umum.
Hingga akhirnya, Hasto kembali terpilih sebagai Sekjen PDIP, mengakhiri spekulasi dan mengembalikan stabilitas dalam struktur kepengurusan partai.