Sesampainya massa di depan Kantor Bupati Pati, pagar yang menjadi pembatas antara massa dengan gedung pemerintahan menjadi sasaran utama. Beberapa demonstran mulai melakukan tindakan anarkis dengan melempari botol-botol air mineral ke arah gedung kantor bupati.
Tindakan provokatif ini memicu situasi menjadi semakin tidak terkendali. Aparat kepolisian yang telah bersiaga penuh di lokasi segera merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa yang semakin beringas. Asap putih pekat menyebar dengan cepat, membuat para demonstran panik dan kocar-kacir berusaha menyelamatkan diri.
Di tengah situasi yang semakin kacau dan tidak kondusif, sebagian massa justru bergerak menuju Gedung DPRD Pati, yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kantor Bupati. Beberapa orang bahkan nekat memanjat gerbang dan dinding gedung DPRD, sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap para wakil rakyat yang dianggap tidakResponsive terhadap aspirasi masyarakat.
Ahmad Husein, salah satu tokoh inisiator aksi demonstrasi ini, menegaskan bahwa tuntutan mereka sudah sangat jelas dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Target tuntutan massa adalah Bupati Sudewo harus lengser dari jabatannya. Jika Bupati tidak lengser hari ini, kami akan tetap bertahan di sini, di Alun-Alun Pati, sampai tuntutan kami dipenuhi,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Ia menambahkan, keputusan untuk tidak mundur dari lokasi demonstrasi adalah sebagai bentuk keseriusan mereka dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.