Aksi Tolak PBB di Pati Ricuh: Warga Lempar Botol, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

jatiminfo.id
Poster dan ribuan massa aksi lakukan demo ke Bupati Pati, tolak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Pati berujung ricuh, (Sumber : BBC New Indonesia).

Pati – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ribuan warga Kabupaten Pati pada hari Rabu, 13 Agustus, terkait dengan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berujung pada kericuhan yang cukup memprihatinkan.

Massa yang dipenuhi emosi dan amarah, melakukan pelemparan botol ke arah Kantor Bupati Pati sebagai bentuk protes atas kebijakan yang dianggap memberatkan tersebut. Bahkan, beberapa demonstran nekat memanjat Gedung DPRD Kabupaten Pati, menunjukkan betapa tingginya kekecewaan yang mereka rasakan.

Aksi unjuk rasa yang awalnya direncanakan berjalan damai ini, secara tak terduga berubah menjadi ajang penyampaian tuntutan yang sangat serius, yaitu pengunduran diri Bupati Pati, Sudewo, dari jabatannya.

Sejak pagi hari, suasana di Alun-Alun Pati sudah dipadati oleh ribuan warga yang datang dari berbagai penjuru kabupaten. Mereka membawa berbagai macam atribut demonstrasi, seperti spanduk dan poster, yang berisi kalimat-kalimat penolakan terhadap kebijakan kenaikan PBB.

READ -  Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 Diketuk, PERLUDEM: Transformasi Tata Kelola Pemilu

Kenaikan pajak yang dinilai sangat memberatkan beban ekonomi masyarakat kecil menjadi pemicu utama kemarahan warga. Awalnya, aksi demonstrasi berjalan dengan tertib dan damai, di mana para orator menyampaikan orasi-orasi yang membakar semangat di pusat kota Pati.

Namun, situasi mulai berubah menjadi tegang dan memanas ketika massa bergerak menuju Kantor Bupati Pati untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.

“Kami datang ke tempat ini karena kami merasa tercekik dengan adanya kenaikan pajak yang sangat tidak masuk akal. Ini bukan hanya sekadar masalah angka-angka, tetapi ini adalah masalah keadilan bagi seluruh masyarakat. Kami sudah sangat lama bersabar dengan kondisi ini, tetapi sekarang kesabaran kami sudah habis,” teriak seorang orator dengan suara lantang dari atas mobil komando.